Jumat, 02 Mei 2014

Akuntansi Internasional : Penerapan IFRS di Indonesia


A.    Pembahasan
Indonesia memutuskan untuk melaksanakan konvergensi terhadap IAS/ IFRS pada tahun 1994. Pada tahun 1999, Asean Development Bankmenyatakan bahwa dalam hal substansinya, 90% pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) sama dengan IAS (Media Akuntansi, 2006 dalam Sunardi dan Sunyoto, 2011). Jadi, sampai saat ini PSAK telah banyak berkiblat pada IAS.

Indonesia perlu mengadopsi IAS/IFRS agar standar pelaporan keuangan Indonesia mendapat pengakuan yang tinggi. Konvergensi IFRS ke dalam PSAK akan berdampak besar bagi dunia usaha, terutama dari sisi pengambilan kebijakan perusahaan yang didasarkan kepada data-data akuntansi. Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya. Selain itu, dengan mengimplementasikan IFRS, perusahaan akan menikmati biaya modal yang lebih rendah. Juga konsolidasi yang lebih mudah & sistem teknologi informasi yang terpadu.

Tujuan di adopsinya IFRS :

Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M Kurniawan mengatakan, dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.
a.       Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
b.      Mengurangi biaya SAK.
c.       Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
d.      Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
e.       Meningkatkan transparansi keuangan.
f.       Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
g.      Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Saat ini standar akuntansi keuangan nasional sedang dalam proses konvergensi secara penuh dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh IASB (International Accounting Standards Board. Oleh karena itu, arah penyusunan dan pengembangan standar akuntansi keuangan ke depan akan selalu mengacu pada standar akuntansi internasional (IFRS) tersebut.
Untuk hal-hal yang tidak diatur standar akuntansi internasional, DSAK akan terus mengembangkan standar akuntansi keuangan untuk memenuhi kebutuhan nyata di Indonesia, terutama standar akuntansi keuangan untuk transaksi syariah, dengan semakin berkembangnya usaha berbasis syariah di tanah air. Landasan konseptual untuk akuntansi transaksi syariah telah disusun oleh DSAK dalam bentuk Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Hal ini diperlukan karena transaksi syariah mempunyai karakteristik yang berbeda dengan transaksi usaha umumnya sehingga ada beberapa prinsip akuntansi umum yang tidak dapat diterapkan dan diperlukan suatu penambahan prinsip akuntansi yang dapat dijadikan landasan konseptual.

Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Berdasar IFRS
        Elemen Laporan Keuangan
1.      Neraca
2.      Laporan Laba Komperhensif
3.      Laporan Perubahan Ekuitas
4.      Laporan Arus Kas
5.      Catatan Atas Laporan Keuangan
6.      Laporan Posisi Keuangan pada Perioda Komparatif
         Basis Pengukuran
1.      Biaya Perolehan
2.      Biaya Kini
3.      Nilai Realisasi dan Penyelesaian
4.      Nilai Sekarang.

B.     Ruang Lingkup
Sebagai salah satu bentuk peningkatan sistem di bidang Keuangan dan Akuntansi, Jasa Marga mengimplementasikan Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan berbasis pada International Finance Reporting Standard (IFRS) untuk penyusunan Laporan Keuangan.
Sejak tahun 2009 dan 2010, Jasa Marga telah menerapkan beberapa PSAK-PSAK tertentu yang mengacu kepada IFRS, yakni PSAK nomor 54 dan 55 mengenai instrument keuangan. Format Laporan Keuangan Jasa Marga ini terdiri dari Neraca, Laporan L/R, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Menurut Reynaldi, dengan penyusunan Laporan Keuangan dengan standard IFRS, maka penyusunan Laporan Keuangan Jasa Marga sudah berstandard internasional, sama seperti perusahaan-perusahaan lain di dunia. Sehingga, Laporan Keuangan Jasa Marga dapat dengan mudah dipahami oleh para pengguna laporan keuangan, bahkan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan dari negara lain yang sudah menerapkan IFRS. Menurut Kepala Biro Keuangan dan Akuntansi Rony Haryanto, proses persiapan penerapan IFRS ini sudah dilakukan Jasa Marga sejak tahun 2009.

Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
§  Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
§  Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)
§  Penyajan kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian laba bukan sebagai pengurang laba > LK konsolidasian
§  Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian retroaktif
§  Minimum line item Penyajian Neraca
§  Properti Investasi
§  Provisi
§  Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
§  Aset yang dimiliki untuk dijual
§  Dll
Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1 berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)


Laporan Posisi Keuangan
§  Informasi minimal yang disajikan dalam laporan keuangan dapat ditambahkan jika penambahan tersebut relevan
§  Pembedaan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang
§  Pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai jangka Pendek


Laporan laba komprehensif
§  Laba komprehensif: Perubahan aset atau laibilitas yang tidak mempengaruhi laba pada periode rugi
o   Selisih revaluasi aset tetap
o   Perubahan nilai investasi available for sales
o   Dampak translasi laporan keuangan
§  Dalam dua laporan :
o   Laba sebelum laba komprehensif
o   Laporan laba komprehensif dimulai dari laba/rugi bersih

Catatan atas Laporan Keuangan
§  Catatan atas laporan keuangan
§  Menyajikan informasi dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi > dasar pengukuran, kebijakan yang relevan, asumsi dalam estimasi;
§  Mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAL yang tidak disajikan dibagian mana pun dalam laporan keuangan;
§  Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan > (pengelolaan modal)
§  Sepanjang praktis, penyajian catatan atas laporan keuangan dilakukan secara sistematis
§  Membuat referensi silang atas setiap pos untuk informasi yag berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan 

C.    Kesimpulan
Indonesia perlu mengadopsi IFRS agar standar pelaporan keuangan Indonesia mendapat pengakuan yang tinggi. Dan Jasa Marga merupakan salah satu perusahaan yang telah mengadopsi IFRS. Sejak tahun 2009 dan 2010, Jasa Marga telah menerapkan beberapa PSAK-PSAK tertentu yang mengacu kepada IFRS, yakni PSAK nomor 54 dan 55 mengenai instrument keuangan. Format Laporan Keuangan Jasa Marga ini terdiri dari Neraca, Laporan L/R, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas.

Daftar Pustaka:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar